BAB
I
PENDAHULUAN
1.1
LATAR BLAKANG
Suatu perusahaan yang telah berjalan tidak boleh
tidak memonitor kegiatannya dan hasilnya. Manajemen harus mempunyai pandangan
dan sikap yang profesional untuk memajukan atau meningkatkan hasil yang telah
dicapainya. Pandangan dan sikap tersebut di atas dinyatakan dalam kesibukan
manajemen untuk selalu melihat, meneliti, menganalisa dan mengambil keputusan
atas laporan-laporan yang telah sampai ke atas meja mereka. Laporan tersebut
yang digunakan sebagai dasar keputusannya baik untuk mengendalikan atau
mengarahkan biasanya berbentuk meringkas kejadian yang paling terakhir terjadi
dan kondisi perusahaan. Unit/satuan pengukurannya tidak hanya menggunakan
rupiah tetapi juga satuan jam kerja, satuan berat, penggunaan karyawan atau
ukuranyang lain yang diperlukannya. Di samping laporan berfungsi untuk
mengendalikan dan mengarahkan, laporan juga mempunyai arti untuk menilai apakah
kebijaksanaan perusahaan yang telah ditentukan dijalankan, apakah kondisi
keuangannya sehat, kegiatan penjualannya menguntungkan dan hubungan antar
bagian, atau departemen berlangsung harmonis.
1.2
RUMUSAN MASALAH
1. Apa
yang dimaksud dengan pengendalian intern?
2. Apa
saja komponen-komponen struktur pengendalian intern?
3. Apa
yang dimaksud pendokumentasian dalam SPI?
1.3
TUJUAN
1. Dapat
memahami arti dari struktur pengendalian intern
2. Mengetahui
komponen-komponen struktur pengendalian intern
3. Dapat
menjelaskan pengertian pendokumentasian dalam SPI
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 MENGENAL PENGENDALIAN INTERN
Pada bagian ini pertama-tama akan diuraikan mengenai
arti pentingnya pengendalian intern bagi manajemen, auditor independen (akuntan
public), dan pihak-pihak luar perusahaan. Selanjutnya akan dibahas tentang
definisi mutahir pengendalian intern dan beberapa konsep dasar yang melandasi
definisi tersebut. Mengingat bahwa definisi dan sebagai pengertian tentang
struktur pengendalian intern yang berlaku di Indonesia diadopsi dari
rumusan-rumusan yang dibuat oleh AICPA, maka uraian mengenai hal-hal tersebut
dalam buku ini akan mengacu pada perkembangan pengendalian intern yang berlaku
di Amerika Serikat.
Arti Penting
Pengendalian Itern
Penting pengendalian intern bagi manajemen dan
akuntan public telah diakui oleh berbagai literature professional selama
bertahun-tahun. Sebuah publikasi dari AICPA pada tahun 1947 berjudul Internal Control, menyebutkan
faktor-faktor berikut sebagai pendorong atas semakin luasnya pengakuan tentang
pentingnya pengendalian intern: (1) Lingkup dan besarnya perusahaan sudah
menjadi sedemikian kompleks dan meluas sehingga manajemen tidak mungkin lagi
memimpin perusahaan secara langsung; (2) Pengecekan dan review yang melekat
pada suatu sistem pengendalian intern yang baik, akan dapat melindungi
perusahaan dari kelemahan manusiawi dan mengurangi kemungkinan terjadinya
kekeliruan dan ketidakberesan; (3) Ditinjau dari segi auditing, sistem
pengendalian intern yang berlaku pada perusahaan klien akan sangat bermanfaat
dalam membatasi lingkup audit.
Selama lima
dekade sejak diterbitkannya publikasi tersebut, pengendalian intern dari waktu
ke waktu dipandang semakin penting oleh manajemen, akuntan public dan
pihak-pihak luar (misalnya instansi-instansi yang berwenang membuat peraturan).
Definisi,
Konsep-konsep Dasar, dan Komponen
Pengendalian
intern ialah suatu proses yang
dipengaruhi oleh dewan komisaris, manajemen, dan personil satuan usaha lainnya,
yang dirancang untuk mendapat keyakinan memadai tentang pencapaian tujuan dalam
hal-hal berikut: (1) Keandalan pelaporan keuangan; (2) Kesesuaian dengan
undang-undang dan peraturan yang berlaku; (3) Efektifitas dan efesiensi
operasi.
Konsep-konsep Dasar yang terkandung di dalam
definisi di atas adalah sebagai berikut:
·
Pengendalian intern
adalah suatu proses.
·
Pengendalian intern
dipengaruhi oleh manusia.
·
Pengendalian intern
hanya diharapkan memberikan keyakinan
memadai, bukannya keyakinan penuh, bagi manajemen dan dewan komisaris
satuan usaha karena adanya kelemahan-kelemahan bawaan yang melekat pada seluruh
sistem pengendalian intern dan perlunya mempertimbangkan biaya dan manfaat yang
bersangkutan dengan penetapan pengendalian tersebut.
·
Pengendalian intern
adalah alat untuk mencapai tujuan-tujuan dalam berbagai hal yang satu sama lain
tumpang–tindih yaitu pelaporan keuangan, kesesuaian, dan operasi.
Untuk memberikan kerangka atau struktur yang perlu
dipertimbangkan oleh banyak pengendalian intern dalam upaya mencapai tujuan
satuan usaha, COSO merumuskan lima komponen pengendalian intern yang saling
berkaitan sebagai berikut: (1) Lingkungan pengendalian; (2) Perhitungan risiko;
(3) Informasi dan komunikasi; (4) Aktivitas pengendalian; dan (5) Monitoring.
Tujuan
Satuan Usaha dan Pengendalian Intern yang Relevan dengan Audit
Manajemen
menerapkan pengendalian intern guna memberikan keyakinan memadai untuk mencapai
tiga kategori tujuan: (1) keandalan informasi laporan keuangan, (2) kesesuaian
dengan undang-undang dan peraturan yang berlaku, dan (3) efektifitas dan
efesiensi operasi. Tujuan-tujuan beserta pengendalian yang berkaitan lainnya
bisa juga relevan apabila menyangkut data yang digunakan auditor dalam
menerapkan prosedur audit, misalnya: (1) Data nonkeuangan yang digunakan dalam
prosedur analitis, seperti jumlah karyawan, volume barang yang diproduksi, dan
data produksi dan pemasaran lainnya; (2) Data keuangan tertentu yang disediakan
terutama untuk tujuan intern, seperti anggaran dan data lain, digunakan oleh
auditor untuk mendapatkan bukti tentang jumlah-jumlah yang dilaporkan dalam
laporan keuangan.
Keterbatasan Struktur
Pengendalian Intern Perusahaan
Salah satu
konsep dasar yang telah disebutkan di muka adalah bahwa pengendalian intern
hanya dapat memberikan keyakinan memadai bagi manajemen dan dewan komisaris
sehubungan dengan pencapaian tujuan perusahaan. Alasannya adalah karena
keterbatasan bawaan (inherent
limitations) pada setiap struktur pengendalian intern perusahaan berikut:
(1) Kesalahan dalam pertimbangan. Seringkali terjadi, manajemen dan personil
lainnya melakukan pertimbangan yang kurang matang dalam pengambilan keputusan
bisnis, atau dalam melakukan tugas-tugas rutin karena kekurangan informasi,
keterbatasan waktu, atau penyebab lainnya; (2) Kemacetan. Kemacetan pada
pengendalian yang telah berjalan bisa terjadi karena petugas salah mengerti
dengan instruksi, atau melakukan kesalahan karena kecerobohan, kebingungan,
atau kelelahan; (3) Kolusi. Kolusi atau persekongkolan yang dilakukan oleh
seorang pegawai dengan pegawai lainnya, atau dengan pelanggan, atau pemasok,
bisa tidak terdeteksi oleh struktur pengendalian intern; (4) Pelanggaran oleh
manajemen. Manajemen bisa melakukan pelanggaran atas kebijakan atau
prosedur-prosedur untuk tujuan-tujuan tidak sah, seperti keuntungan pribadi,
atau memnuat laporan keuangan menjadi nampak baik (misalnya membuat laba bersih
menjadi lebih tinggi agar bonus menjadi tinggi atau harga pasar saham naik,
atau tidak mengungkapkan informasi yang berkaitan dengan utang atau adanya
pelanggaran terhadap undang-undang); (5) Biaya dan Manfaat. Biaya
penyelenggaraan suatu struktur pengendalian intern seyogyanya tidak melebihi
manfaat yang akan diperoleh dari penerapan pengendalian intern tersebut.
Peran
dan Tanggungjawab
Pihak-pihak yang
bertanggungjawab atas SPI dan peranannya masing-masing adalah sebagai berikut:
(1) Manajemen. Penetapan dan pemeliharaan suatu struktur pengendalian intern
yang efektif merupakan tanggungjawab manajemen; (2) Dewan Komisaris dan Komite
Audit. Sebagai bagian dari tanggungjawab dewan, anggota dewan komisaris harus
menentukan apakah manajemen telah memenuhi tanggungjawabnya dalam penetapan dan
pemeliharaan struktur pengendalian intern; (3) Auditor Intern. Auditor intern
harus memeriksa dan mengevaluasi kecukupan struktur pengendalian intern
perusahaan secara periodik dan membuat rekomendasi tentang perbaikan-perbaikan
yang diperlukan, tetapi mereka bukanlah pihak yang memiliki tanggungjawab utama
untuk penetapan dan pemeliharaan SPI; (4) Personil Perusahaan Lainnya. Peran
dan tanggungjawab personil perusahaan lainnya yang harus member informasi untuk
struktur pengendalian intern dan yang akan menggunakan informasi yang
dihasilkan oleh SPI harus dirumuskan dengan jelas dan menyadari perannya; (5)
Akuntan Independen atau Akuntan Publik. Sebagai hasil dari prosedur-prosedur
audit atas laporan keuangan, auditor ekstern bisa menemukan adanya kelemahan
dalam pengendalian intern; (6) Pihak Luar Lainnya. Instansi-instansi atau pihak
yang berwenang lainnya membuat ketentuan atau persyaratan minimum tentang
keharusan menetapkan pengendalian intern dalam perusahaan.
2.2 KOMPONEN-KOMPONEN
STRUKTUR PRNGENDALIAN INTERN
Seperti yang telah dijelaskan ,laporan COSO
menyatakan adanya lima komponen struktur pengendalian intern yg saling
berkaitanya yaitu:
1. Lingkungan
pengendalian
2. Perhitungan
risiko
3. Informasi
dan komunikasi
4. Aktivitas
pengendalian
5. Pemonitoran
Setiap
komponen meliputi sejumlah kebijakan dan prosedur pengendalian yang diperlukan
untuk mencapai tujuan perusahaan pada ketiga kategori tujuan yg telah
dijelaskan yaitu: pelaporan keuangan,kesesuaian dan operasi.
1.Lingkungan
Pengendalian
Lingkungan
pengendalian dalam sebuah perusahaan terdiri dari berbagai faktor. Beberapa
diantaranya yaitu:
·
Integritas dan
nilai-nilai etika
Beragamcara
yang ditempuh oleh manajemen tingkat atas untuk menekankan tentang pentingnya
integritas dan nilai etika di antara para personilnya dalam perusahaan.
·
Komitmen terhadap
kompetensi
Merupakan
kesadaran manajemen akan campuran intelegensi, pelatihan ,dan pengalaman setiap
karyawan yang diperlukan dalam mengembangkan potensi mereka.
·
Dewan komisaris dan
komite audit
Dewan
direktur bertanggung jawab untuk memastikan bahwa manajemen memenuhi tanggung jawabnya
untuk menetapkan dan mempertahankan internal control, sedangkan komite audit
bertanggungjawab untuk mengenali penolakan manajemen ataspengendalian atau kecurangan
dalamlaporan keuangan dan menindaklanjuti hal tersebut secara tepat.
·
Falsafah manajemen dan gaya
operasi
Manajemen
mempunyai peran yang besar dalammemberikan lingkungan pengendalian yang baik dalam
suatu organisasi.
·
Struktur organisasi
Menggambarkan
garis hubungan wewenang dan pertanggung jawaban sehingga dapat memberikan kontribusi
bagi lingkungan pengendalian baik dalam hal memberikan kerangka secara menyeluruh
bagi perencanaan, pelaksanaan, dan pengendalian operasi.
·
Penetapan kewenangan dan
tanggungjawab
Berupa
memorandum tertulis mengenai kebijakan-kebijakan, aturan main, deskripsi pekerjaan,
dan sebagainya.
·
Kebijakan dan praktik dibidang
sumber daya manusia
Berupa
kemampuan menyediakan karyawan yang dapat dipercaya dan memiliki kemampuan pada
bidangnya masing-masing.
2.Perhitungan Risiko
Perhitungan risiko untuk tujuan pelaporan keuangan adalah
identifikasi,ananliasis danpengelolaan risiko suatu perusahaan berkenaan dengan
penyusunan laporan keuangan yg disajikan secara wajar sesuai dengan prinsip akuntansi
yang berlaku umum.
Apabila manajemen bisa mengidentifikasi
risiko secara tepat dan kemuadian berhasil melakukan aktivitas pengendalian atas
resiko tersebut ,maka perhitungan gabungan risko bawaan dan risiko pengendalian
yang dibuat auditor menjadi rendah.Perhitungan risiko oleh manajemen harus mencakup
pertimbangan khusus untuk risiko yang bisa muncul akibat perubahan-perubahan
yang terjadi.
3.Informasi dan Komunikasi
Informasi dan komunikasi merupakan elemen-elemen
yang penting dari pengendalian intern perusahaan. Informasi tentang lingkungan pengendalian,
penilaian risiko, prosedur pengendalian dan monitoring diperlukan oleh manajemen
sebagai pedoman operasional dan menjamin ketaatan dengan pelaporan hukum dan peraturan-peraturan
yang berlaku pada perusahaan.Transaksi terdiri dari pertukaran barang dan jasa
Antara perusahaan dengan pihak luar ,termasuk pula penyerahan atau pennggunaan aktiva
dan jasa dalam perusahaan sendiri.
Sejalan dengan itu ,maka focus utama kebijakan dan prosedur
pengendalian dengan system pengendalian akunrtansi ialah transaksi-transaksi harus
ditangani demgan cara sedimikian rupa sehigga
dapat mencegah salah saji dan dapat menciptakan suatu sistemm akuntansi yg efektif.
Komunikasi berarti meyakinkan bahwa personil yang
terlibat dalam system pelaporan keuangan mengerti bagaimana kegiatan yang
dilakukannya berkaitan dengan pekerjaan yg dilakukan orang lain ,baik orang
dalam maupun dari luar organisasi.
4.Aktivitas Pengendalian
Aktivitas pengendalian merupakan kebijakan dan prosedur
yg membantu meyakinkan bahwa perintah manajemen telah dijalankan.Kebijan dan prosedur
tersebut membantu meyakinkan bahwa tindakan yang diperlukan telah dijalankan unntuk
mencapai tujuan perusahaan.Aktivitas pengendalian memiliki berbagai tujuan dan diterapkan
pada berbagai jenjang organisasi dan fungsi.
Aktivitas yang relevan pada suatu audit laporan keuangan
bisa dikelompokan denganber bagaicara .Salah satunya dengan cara sebagai berikut:
·
Pengendalian pengolahan
informasi
Dalam
suatu audit hal yang paling relevan adalah pengendalian pengolahan informasi
yang diarahkan pada risiko berkaitan dengan pemberian otorisasi ,kelengkapan,
dan ketelitian transaksi.
1. Pengendalian
umum
Yang berhubungan
dengan pengoperasian pusat data secara keseluruhan.
2. Pengendalian
aplikasi
Yang berhubungan dengan
pengolahan jenis transaksi tertentu.
Pengendalian
yang berhubungan dengan pengolahan transaksi tertentu,baik dilakukan dengan menggunakan
computer maupun dikerjakan secara manual ,dapat juga dikelompokan sebagai berikut:
1. Pengotorisasian
yang tepat
Bertujuan untuk menjamin
bahwa transaksi telah diotorisasi oleh personil manajemen yang
berwenang.Otorisasi bisa berupa otorisasi umum atau otorisasi khusus.
2. Dokumentasi
dan catatan
Dokumen merupakan
bukti terjadinya transaksi berikut harga, sifat dan syarat-syrat transaksi. Catatan
mencakup segala macam catatan yang diselenggarakan perusahaan.
3. Pengecekan
independen
Menyangkut verifikasi
atas pekerjaan sebelumnya yang dilakukan oleh orang lain atau bagian lain, atau
kebenaran penilaian dari jumlah yang dicatat.
·
Pemisahan tugas
Pemisahan tugas dimaksudkan untuk menjamin
seseorang tidak melakukan perangkapan tugas yang tidak boleh dirangkap. Tugas-tugas
dipandang tidak bisa dirangkap dari sudut pengendalian, apabila terdapat kemungkinan
seseorang dapat melakukan kekeliruan atau ketidak beresan dan kemudian dalam posisi
yang lain ,ia mempunyai kemungkinan untuk menyembunyikannya. Pemisahan tugas perlu
dilakukan untuk empat situasi berikut:
1. Tanggung
jawab untuk melaksanakan suatu transaksi ,pencatatan transaksi ,dan penyimpanan
hasil daritransaksi tersebut harus diberikan kepada oraang yang berbeda atau bagian yang berbeda.
2. Berbagai
tahapan yang berkaitan dengan pelaksanaan suatu transaksi harus dilakukan oleh
orang atau bagian yang berbeda.
3. Tanggung
jawab untuk pengoperasian akuntansi tertentu harus dipisahkan.
4. Harus
diadakan pembagian tugas yang tepat dalam bagian pengolahan data elektronik
(PDE), dan Antara bagian PDE dengan bagian yang lain.
·
Pengawasan fisik
Pengawasan fisik berhubungan dengan pembatasan
dua jenis akses terhadap aktiva dan catatan penting,yaitu akses fisik secara langsung
dan akses tidak langsung memlalui pembuatan atau pengolahan dokumen ,seperti
order penjualan dan voucher pengeluaran yang member persetujuan untuk menggunakan
atau menjual aktiva.
Pengawasan fisik menyangkut jugaa penggunaan
peralatan mekanis dan elektronis dalam pelaksanaan transaksi.Aktivitas pengwasan
fisik meliputi pula perhitungan aktiva secara periodic dan memebandingkannya dengan
jumlah yang tercantum dalam catatan pengawasan.
·
Review kinerja
Review kinerja adalah kegiatan mengevaluasi
dan menilai terhadap pelaksanaan tugas seseorang atau sekelompok orang atau
unit-unit kerja dalam satu perusahaan atau organisasi sesuai tujuan atau standar
kinerja yang telah ditetapkan lebih dahulu.Contoh review kinerja meliputi
review manajemen dan analisis atas:
1. Laporan
yang berisi rincian saldo-saldo rekening seperti misalnya daftar umur piutang
,atau laporan kegiatan penjualan yang disajikan menurut wilayah ,divisi,petugas
penjualan,jenis produk.
2. Hasil
sesungguhnya dibandingkan dengan anggaran ,atau dengan data periode lalu.
3. Hubungan
Antara berbagai data yang berbeda seperti Antara data keuangan dengan data
non-keuangan.
5.Pemonitoran
Pemonitoran (monitoring) adalah suatu
proses penilaian kualitas kinerja struktur pengendalian intern sepanjang masa. Hal
itu menyangkut penilaian tentang rancangan dan pelaksanaan operasi pengendalian
oleh orang yang tepat untuk setiap periode waktu tertentu, untuk menentukan bahwa
SPI telah berjalan sesuai dengan yang dikehendaki dan bahwa modifikasi yang
diperlukan karena adanya perubahan-perubahan kondisi telah dilakukan.
Pemonitoran bisa terjadi atas aktivitas
yang sedang berlangsung .sebagai contoh, masalah yang berhubungan dengan struktur
pengendalian intern bisa menjadi perhatian manajemen karena adanya pengaduan
yang diteriima dari konsumen mengenai kesalahan pembuatan faktur ,atau dari pemasok
yang berkaitan dengan masalah pembayaran.
2.3
MENDAPATKAN PEMAHAMAN TENTANG KOMPONEN-KOMPONEN STRUKTUR PENGENDALIAN INTERN
Mendapatkan
suatu pemahaman menyangkut pelaksanaan prosedur-prosedur untuk: (1) Memahami
rancangan kebijakan dan prosedur yang berkaitan dengan masing-masing komponen
SPI; (2) Menentukan apakah kebijakan dan prosedur telah dilaksanakan (hanya
menyangkut penentuan apakah kebijakan dan prosedur pengendalian sedang
digunakan, tidak menentukan efektivitasnya,
yang merupakan bagian dari perhitungan risiko pengendalian).
SA
319 menyatakan bahwa pemahaman komponen-komponen SPI harus digunakan oleh
auditor untuk: (1) Mengidentifikasi jenis salah saji potensial; (2)
Mempertimbangkan faktor-faktor yang mempengaruhi risiko salah saji material;
(3) Merancang pengujian subtantif guna memberikan jaminan yang layak untuk
mendeteksi salah saji yang berhubungan dengan asersi-asersi tertentu.
Pengaruh
Dari Strategi Audit Awal
Pemahaman
tentang SPI diperlukan, tanpa memandang strategi audit mana yang dipilih
auditor. Akan tetapi tingkat pemahaman komponen-komponen SPI yang cukup untuk
merencanakan berbagai bagian audit dengan menggunakan masing-masing strategi
merupakan persoalan pertimbangan professional. SA 319 menyebutkan beberapa
faktor lain yang harus dipertimbangkan dalam mempertimbangkan tingkat pemahaman
yang diperlukan: (1) Pengetahuan tentang klien dari audit tahun sebelumnya; (2)
Perhitungan awal risiko bawaan dan materialitas; (3) Pemahaman industry tempat
perusahaan melakukan kegiatan bisnisnya; (4) Kompleksitas operasi perusahaan
dan sistem akuntansinya.
Pemahaman
Tentang Lingkungan Pengendalian
Auditor
harus mendapatkan pengetahuan yang cukup tentang komponen struktur pengendalian
intern ini untuk mengetahui: (1) kebiasaan, kesadaran, dan tindakan manajemen
dan dewan komisaris mengenai lingkungan pengendalian; dan (2) pengaruh spesifik
dari faktor-faktor lingkungan pengendalian terhadap efektivitas
komponen-komponen struktur pengendalian yang lain. Auditor harus mengetahui
substansi (tidak hanya sekedar bentuknya) kebijakan dan prosedur yang
ditetapkan manajemen untuk komponen ini.
Pemahaman tentang
Perhitungan Risiko
Auditor harus menentukan bagaimana manajemen
melakukan identifikasi risiko-risiko yang relevan terhadap penyajian secara
wajar laporan keuangan, kesadaran yang mempengaruhinya dalam memperhitungkan
signifikan tidaknya risiko-risiko tersebut, dan bagaimana hal itu dicerminkan
dalam aktivitas-aktivitas pengendalian atau tindakan-tindakan lain untuk
mengendalikan risiko tersebut.
Pemahaman Tentang
Informasi dan Komunikasi
Sistem informasi perusahaan berpeangaruh signifikan
terhadap risiko terjadinya salah saji material dalam laporan keuangan. Pada
dasarnya, sistem akuntansi yang dirancang dan dioperasikan dengan baik, akan
menghasilkan data akuntansi yang bisa dipercaya, sedangkan sistem yang
dirancang kurang baik akan menghasilkan informasi yang tidak atau kurang bisa
dipercaya.
SA 319 menyebutkan bahwa auditor
harus mendapatkan pemahaman tentang sistem informasi yang relevan terhadap
laporan keuangan untuk mengetahui
·
Kelompok transaksi
dalam perusahaan yang signifikan bagi laporan keuangan.
·
Bagaimana timbulnya
transaksi tersebut.
·
Catatan akuntansi,
dokumen pendukung, informasi yang dapat dibaca komputer, dan rekening tertentu
dalam laporan keuangan yang terkait dalam pengolahan dan pelaporan transaksi.
·
Pengolahan akuntansi
yang terkait sejak dari awal suatu transaksi sampai dimasukkan ke dalam laporan
keuangan, termasuk bagaimana komputer digunakan dalam pengolahan data.
·
Proses pelaporan
keuangan yang digunakan dalam mempersiapkan laporan keuangan perusahaan,
termasuk estimasi akuntansi yang signifikan dan pengungkapannya.
Pemahaman Tentang
Aktivitas Pengendalian
Di dalam mendapatkan pemahaman tentang
komponen-komponen struktur pengendalian intern, seperti lingkungan
pengendalian, perhitungan risiko informasi dan komunikasi, auditor telah mulai
mengetahui tentang sejumlah aktivitas pengendalian. Pemahaman setingkat ini
mungkin telah memadai untuk perencanaan audit pada bidang-bidang yang oleh
auditor telah diputuskan akan diaudit dengan pendekatan tingkat risiko
pengendalian ditetapkan maksimum. Namun demikian, untuk bidang-bidang tertentu
yang diputuskan auditor untuk diaudit dengan pendekatan tingkat risiko
pengendalian ditetapkan lebih rendah, auditor biasanya memerlukan tambahan
pengetahuan tentang aktivitas pengendalian yang relevan dengan asersi-asersi
tertentu.
Pemahaman Pemonitoran
Auditor perlu memahami jenis-jenis aktivitas yang
digunakan perusahaan untuk memonitor efektivitas komponen-komponen struktur
pengendalian intern dalam memenuhi tujuan pelaporan keuangan.
Informasi yang diperoleh dari prosedur-prosedut
pemonitoran oleh auditor intern mungkin berguna bagi auditor ekstern. Sebagai
contoh, auditor ekstern bisa memperoleh pemahaman mengenai rancangan sistem
baru untuk penjualan yang diproses dengan komputer dan piutang dagang dengan
mereview bagan-alir (flow chart) sistem tersebut yang dibuat oleh auditor
intern.
Prosedur-Prosedur Untuk
Memperoleh Pemahaman
Prosedur-prosedur untuk memperoleh pemahaman tentang
struktur pengendalian intern terdiri dari:
·
Mereview pengalaman
masa lalu dengan klien.
·
Mengajukan pertanyaan
kepada manajemen yang sesuai, pengawas, serta staf.
·
Menginspeksi dokumen
dan catatan-catatan.
·
Mengobservasi aktivitas
dan operasi perusahaan.
2.4 PENDOKENTASIAN
PEMAHAMAN
Pendokumentasian pemahaman tentang komponen-komponen
sturktur pengendalian intern harus dilakukan pada setiap audit yang dilakukan.
Pendokumentasian kertas kerja bisa dilakukan dalam bentuk daftar pertanyaan
yang lengkap, bagan alir, tabel keputusan (decision tables), dan uraian
tertulis.
Auditor dapat mendokumentasikan
pemahaman atas sebagaian dari sistem akuntansi klien dan aktivitas-aktivitas
pengendalian tertentu dengan menyiapkan bagan alir atau mengarsipkan dalam
kertas kerja bagan alir yang dibuat oleh klien untuk dipergunakan auditor.
Daftar Pertanyaan
Daftar pertanyaan adalah serangkaian pertanyaan
tentang kebijakan dan prosedur pengendalian intern yang dipandang perlu oleh
auditor untuk mencegah terjadinya salah saji dalam laporan keuangan.
Pertanyaan-pertanyaan umum dibuat sedemikian rupa sehingga responden tinggal
menjawab “Ya” atau “Tidak”, atau “TD” (Tidak Diterapkan).
Bagan Alir (FLOWCHART)
Bagan alir atau flowchart ialah diagram skematik
dengan menggunakan simbol-simbol standar, menghubungkan garis alir, disertai
anotasi, yang menggambarkan tahapan-tahapan yang dilalui dalam pengolahan
informasi melalui sistem akuntansi. Bagan alir yang memberi gambaran garis
besar dan hanya berisi beberapa simbol, dapat dibuat untuk sistem akuntansi
secara keseluruhan atau hanya untuk siklus transaksi tertentu.
Memorandum Naratif
Memorandum naratif ( narrative memoranda) adalah
komentar tertulis yang berisi uraian mengenai pertimbangan auditor tentang SPI.
Memorandum bisa digunakan sebagai suplemen terhadap dokumentasi bentuk lain
dengan cara meringkas pemahaman auditor tentang struktur pengendalian intern,
komponen-komponen individual struktur pengendalian, atau kebijakan atau
prosedur tertentu.
BAB
III
PENUTUP
3.1KESIMPULAN
Dalam akuntansi, SPI yang berlaku dalam
perusahaan/entitas merupakan faktor yang menentukan keandalan laporan keuangan
yang dihasilkan oleh entitas tersebut. Oleh karena itu dalam memberikan
pendapat atas kewajaran laporan yang di auditnya, Auditor meletakkan
kepercayaan atas efektivitas SPI dalam mencegah terjadinya kesalahan yang
material dalam proses akuntansi.
Pemahaman auditor tentang struktur pengendalian
intern yang berkaitan dengan suatu asersi adalah untuk digunakan dalam
kegiatan: mungkin atau tidaknya audit dilaksanakan, salah saji material yang
potensial dapat terjadi, risiko deteksi, perancangan pengujian substantif.
DAFTAR
PUSTAKA
Jusup, Al. Haryono (2014). AUDITING .EDISI I. Yogyakarta: Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi YKPN.
Struktur Pengendalian Intern
Reviewed by Unknown
on
1:10 AM
Rating:
No comments: